Monday 7 May 2012

'Sangkar' kebebasan penulisan Internet


Melalui artikel yang telah ditulis oleh Dr. Rahmat Ghazali yang bertajuk ‘Kebebasan berita dan informasi siber: suatu paradoks’, saya bersetuju bahawa kebebasan berita dan informasi siber seharusnya mempunyai suatu had yang rasional dimana setiap penulisan seharusnya mengambil kira setiap  aspek kehidupan dimana secara lahiriahnya segala apa yang diterbitkan di dalam Internet mungkin boleh mengganggu gugat ketenteraman sesebuah negara dan mungkin boleh membawa kepada kucar-kacir di dalam negara. Kemajuan teknologi telah membawa penulisan secara maya sebagai salah satu wadah bagi menyampaikan informasi, memberi komen dan pendapat disamping menjadi tempat meluahkan emosi. Namun demikian, adakah anda sedar akan fenomena yang berlaku tatkala semakin ramai yang menulis secara maya dimana tiada kawalan tertentu dan kebebasan mutlak menyampaikan pendapat telah mendorong berlakunya fitnah, pergaduhan dan jenayah siber?
 
Saban hari, makin banyak penulisan di dalam Internet yang dilihat tidak beretika dan penggunaan bahasanya agak keterlaluan, lebih-lebih lagi dapat dilihat di dalam blog-blog pakatan pembangkang. Ketiadaan pihak yang mengawal perjalanan informasi di dalam talian ini dikhuatiri dapat mempengaruhi pemikiran anak-anak muda yang mempunyai jiwa yang memberontak. Selain itu, lambakan penulisan, propaganda dan dakyah anti-kerajaan yang disebarkan oleh pihak pembangkang turut memberi kesan kepada negara. Melalui idea yang disampaikan mereka, lama- kelamaan ramai individu akan terpengaruh kerana lambakan isu yang dipaparkan boleh mengubah pendirian dan pendapat mereka terhadap perlembagaan yang sedia ada. Mungkin ada kebenaran yang disampaikan oleh pihak-pihak yang mengeluarkan sesuatu cerita itu namun yang demikian, tidak ada sesiapa yang dapat membuktikan ianya merupakan sesuatu cerita itu sahih memandangkan tidak wujudnya ‘gatekeeper’ di dalam dunia Internet.

Namun jika dilihat dari sudut berlainan, memang benar bahawa penulisan di Internet ini merupakan wadah bagi mewakili suara rakyat kepada pemimpin negara, namun sebaiknya setiap individu yang menulis di Internet mengamalkan penulisan yang beretika dan tidak menghamburkan makian dan cacian. Mereka yang menulis di Internet seharusnya boleh berfikir secara wajar dan rasional dan merancang dengan baik apa yang ingin disampaikan. Begitu juga selaku pembaca cerita-cerita dan informasi dari dunia siber kita sebaiknya berfikir dahulu sebelum membuat satu spekulasi ataupun tindakan, dan membuat pertimbangan yang sewajarnya agar tidak berlaku sesuatu perkara yang dapat menjatuhkan maruah diri sendiri, agama, bangsa dan negara. Walaupun Interet dikategorikan sebagai tempat yang bebas untuk menyampaikan idea mahupun informasi, namun ianya masih seperti berada di dalam ‘sangkar’ kerana jika ada isu yang dibicarakan mampu menggugat kestabilan sesebuah institusi, tindakan undang-undang boleh dikenakan terhadap penulis itu sendiri. 

Friday 27 April 2012

Syukur

Bingkas bangun tidur, anak kecil dikejutkan satu suara yang lembut, dibelai dengan penuh rasa cinta, rasa kasih seorang ibu. Suasana alam yang tenang, sejuk-sejuk yang mendamaikan jiwa, mententeramkan sanubari, kala seluruh alam Allah dalam keadaannya yang di puncak, menyajikan rezeki di seluruh muka Buminya. Masih ada anak Adam yang bisa sujud di atas tikar sembahyangnya, dengan penuh khusyuk dan tawadduk, sentiasa mengingatkan diri, sahabat, saudara, akan satu masa pasti berakhir lakonan di atas dunia, pasti bertemu Sang Pencipta, dihitung, dihisab, dikira amalannya, apa mungkin berat buku amalannya, atau condong ke kiri berat bahunya. Itu semua satu kepastian, seperti mana pastinya kematian bagi setiap yang bernyawa. Dihitung walau seberat  dan sebesar zarah. Namun hari ini, jika kamu masih bisa membaca nukilan ini, masih mampu mendengar lunak alunan suara Azan, bersyukurlah bahawa Allah masih memberi ruang dan kesempatan buat kamu menambah amalan baikmu....

Online journalism should be controlled

Online journalism is not a new thing for us today. It has vastly changing the way news is brought to the reader. It has became a trend in which everybody in this whole wide world can write on anything they want to, express feelings on certain topic and even bring defamation on anybody. People are free to write and publish anything as there are no gatekeepers in the Internet world as compared to the mainstream media. I believe that with this heaps of freedom, it may bring harm to somebody, and even worse the nation. It is said that anyone who does have the gear, can become a journalist and names, as well as an entire organizations can be simply made up, and who is there to say that the articles are not fake.


The benefit of immediacy can give rise to some serious ethical issues. The desire to publish brand new information and the ease of alternation may cause all the information and news be accessible before it can be verified. When we write, we are being the writer, editor and publisher as well. There is nobody who can stop us from publishing anything as everything is not under special surveillance of the authority. We have the complete authorization on what we published and that makes the information is less credible. But why it is said to be less credible? It is because as everyone can write about any single thing, we are not abide to any journalistic ethics. We cannot assume everybody who publish their stories stick to the journalistic ethics, or obey some journalistic ethics, because this journalistic ethic is not born with us naturally, it has to be learnt. What is worried is that this can lead to confusion and misinformation to the readers as there are no verification of facts. 


When information is flowing through online fast, and stories are being pounded out in a hurry, carelessness and oversight can come into play as different people or organizations are competing in spreading news, especially breaking news. They might not get the clear information on how an event is truly happened as well as  the credible sources. Everybody is competing in publishing news the fastest they can without any clarification and verification on the issue. 


Another problem that make online journalism should be controlled is that, some news may be just rumors. It is worrying as people may be shocked and it can trigger chaos. For example, if somebody published a story about 'Malaysia will be attack by a gang of terrorist', it is sure will create insurrection in every people who read the articles as it involves life matters. When linking to another side, the unethical news could be leading the reader to false information, as it may be hard to find out if the information is in fact accurate, perhaps never. 


From all the reasons stated above, it is best suggested that online journalism should be controlled. The authority should take immediate action such as providing special surveillance to monitor the ongoing Internet news. It is to ensure the citizen will be secured with only the correct information, and can avoid misunderstanding and misinformation. Moreover, it can help to reduce the spreading of rumors, and people will only be feed with only rational and credible news. Yet, on the other hand, regulations 'protect our freedom'by not allowing dissident acts to encroach upon the foundations of which our society is built upon. 

Saturday 7 April 2012

Saturday 31 March 2012

Nukilan Belia Sedar

walimatul urus..`urusan dikelaskan mengikut keinginan melulu tanpa usul yang tidak tahu,dijamu yang kaya di depan, diangkat bahagian paling songsang justeru "kacak" dan "cantiknya" yatim di lemparkan hanya sejadah buruk mengiringi doa laluan pembukaan majlis....yang fakir yakin dilupakan langsung.....jangan ditanya letaknya mana kebahagiaan kamu jika terjadinya sesuatu ditengah kebahagiaanmu,sesunguhnya permulaan rezeki ,telah beribu kemaluan dicatit dibuku kirimu...` , Erwady Arif, 2012
Ceghite Oghang Perak

Salam....

Assalammualaikum...Hallo, Guten Tag alle... Greetings from Malaysia..Getting to know me? Well, I'm a simple girl..purely Perak citizen, purely Perakian...Am proud to say I'm a Muslim, Malay, Malaysian, Perakian....